Fakta dan Teori di Balik Kebiasaan Merokok
1. Tingkah laku adalah alternatif cara memuaskan kebutuhan.
Orang yang lapar membutuhkan sat makanan, tetapi sat makanan tidak harus berupa nasi. Sebetulnya, makan nasi hanyalah alternatif cara memuaskan kebutuhan akan sat makanan. Namun demikian, banyak orang yang mencari nasi ketika lapar. Ini disebabkan oleh kebiasaan. Merokok adalah juga tingkahlaku yang hanya merupakan alternatif untuk memuaskan sebuah kebutuhan
2. Ada kebutuhan yang tidak disadari
Tidak semua orang sadar apa yang sebetulnya ia butuhkan. Kita lebih sering menyadari apa yang kita inginkan. Anak kecil sering kali membutuhkan perhatian orang tuanya, sehingga ‘rela’ (tanpa sadar) untuk melakukan hal yang mendatangkan hukuman. Walaupun ia tidak suka dihukum, tetapi ia butuh perhatian. Dan hukuman adalah perhatian. Anak teman saya terus saja mempermainkan pintu kulkas, walaupun sudah berkali-kali dilarang. Sebabnya, kalau ia tidak nakal, ibunya asyik nontot sinetron. Ibunya hanya memperhatikan dia kalau dia nakal (main-main pintu kulkas). Sang anak tidak menyadari bahwa ia butuh perhatian. Perokok tidak menyadari apa kebutuhan yang menyebabkan ia merokok.
3. Kebiasan hanya terbentuk setelah pernah dicoba
Tidak ada orang yang punya kebiasaan makan nasi sebelum ia pernah mencoba makan nasi. Kebiasaan hanya terbentuk setelah pernah dicoba. Kalau percobaan mendatangkan akibat positif, percobaan akan diulangi dan lama-lama menjadi kebiasaan. Merokok jadi kebiasaan kalau percobaan pertama memberikan akibat positif. Tapi akibat positif dihayati ketika seseorang mendapatkan kebutuhan yang mungkin tidak ia sadari. Anak yang dihukum oleh ibunya karena ketahuan merokok, tampaknya mendapat akibat negatif (hukuman), tapi barang kali disamping akibat negatif itu ia juga menghayati akibat-akibat positif yang tidak disadari (penerimaan oleh kawan-kawan, dan mungkin juga merasa diperhatikan karena dimarahi)
4. Kebiasaan menguat kalau sering dijalankan
Makin sering sesereoang ke kantor melalui rute tertentu atau dengan cara tertentu, makin kuat kebiasaan itu. Makin sering orang merokok, makin kuat kebiasaan untuk merokok
5. Kebiasaan bisa diubah
Setelah nikah banyak wanita yang memutuskan mengubah tanda tangannya. Lalu akhirnya sebuah kebiasaan lama bertukar jadi kebiasaan baru. Sepanjang kehidupan seseorang tanpa sadar telah melakukan banyak perubahan kebiasaan. Intinya kebiasaan bisa diubah, termasuk kebiasaan merokok.
6. Perubahan kebiasaan membutuhkan tekad
Ketika memulai kebiasaan baru, tidak jarang orang ‘lupa’ dan secara otomatis menampilkan kebiasaan lamanya. Orang yang telah mengganti tanda tangannya, pada masa-masa permulan sering lupa. Agar berhasil membuat refleks baru, proses pembentukan refleks baru itu harus dilakukan dengan penuh kesadaran. Siswa kursus mengetik harus perlahan-lahan membiasakan diri meninggalkan kebiasaan mengetik 11 jari menjadi 10 jari. Mulai mulai makan bersama mertua, Dony harus sangat menyadari bahwa ia harus memotong daging dengan garpu dan pisau, bukan langsung memegang daging dan memotongnya dengan gigi. Orang yang abru mulai kebiasaan tidak-merokok jugha sering lupa dan mengulangi kebiasaan lama.
7. Merokok adalah kebiasaan, bukan kebutuhan dasar
Ada orang yang sehat tanpa pernah merokok. Rokok bukan kebutuhan untuk hidup sehat. Tanpa rokok orang tidak akan kekurangan zat yang dibutuhkan untuk hidup sehat.
8. Menyalakan rokok dirangsang oleh pikiran, bukan karena kekurangan nikotin.
Setelah satu jam tidak merokok, seseorang yang terbiasa menyalakan rokok baru setiap 1 jam, tanpa terlalu sadar menyalakan rokok baru. Dia bilang, tubuhnya sudah kekurangan nikotin, karena sudah satu jam tidak merokok. Padahal, kalau dia misalnya tertidur karena kecapaian selama 12 jam, dia tidak merasakan kekurangan nikotin. Kalau dia bercinta dengan pasangan yang menggariahkan selama beberapa jam, ia lupa akan kebutuhan nikotinnya. Dia sebetulnya merokok, karena ingat. Merokok dirangsang oleh pikiran, bukan oleh kekurangan nikotin
9. Merokok memuaskan kebutuhan psikologis
Ada orang yang sudah berkali-kali merokok tanpa sampai ketagihan. Ada orang yang baru satu dua kali merokok langsung ketagihan. Hanya orang tertentu yang jadi ketagihan, Jadi orang tidak akan merokok kalau dia tidak “membutuhkan” rokok. Dan dengan memperhatikan bahwa ada saat saat orang jadi lebih sering merokok dan disaat lain jarang merokok, harus disimpulkan bahwa merokok lebih merupakan cara memuaskan kebutuhan psikologis dan bukan memuaskan kebutuhan sikotin. Yang sulit, banyak orang tidak sadar kebutuhan psikologis apa yang membuatnya membutuhkan rokok.
10. Pecuma menakut-nakuti perokok
Banyak perokok berusia lanjut yang lebih sehat dari orang mudah yang tidak merokok. Perokok percaya bahwa merorok tidak langsung merusak kesehatan. Perokok juga tahu bahwa tiap perokok aktif adalah sekaliigus perokok pasif, karena perokok juga menghirup udara yang mengandung nikotin. Karena itu perokok fanatik akan menertawakan teori yang mengatakan bahwa perokok pasif lebih riskan. Mereka akan berkata, kalau benar perokok pasif itu lebih riskan, kan sebaiknya jadi perokok aktif.Berbedat dengan perokok tentang bahaya merokok tidak membuat perokok ingin berhenti merokok. Barangkali perdebatan itu justru memuaskan kebutuhan untuk “berperang” yang sebetulnya juga merupakan kebutuhan yang melahirkan kebiasaan merokok.
11. Tidak ada resep generik untuk menghentikan kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok bisa diubah. Tetapi cara yang efektif untuk orang tertentu belum tentu efektif untuk orang lain. Tiap-tiap orang akan menemukan caranya sendiri, beberapa diantaranya ditemukan secara kebetulan. Yang palingpenting mengubah kebiasaan membutuhkan tekad. Jika orang hanya terpakasa mengubah kebiasaannya, tanpa kesediaan untuk berubah, maka satu saat kebiasaan itu akan kambuh lagi. Karena merokok dirangsang oleh pikiran, bukan karena kekuarangan nikotin
1. Fakta: Ada orang yang sehat tanpa pernah merokok. Teori: Rokok bukan kebutuhan untuk hidup sehat. Tanpa rokok orang tidak akan kekurangan zat yang dibutuhkan untuk hidup sehat.
2. Fakta: Ada orang yang sudah berkali-kali merokok tanpa sampai ketagihan. Ada orang yang baru satu dua kali merokok langsung ketagihan. Teori: Hanya orang tertentu yang jadi ketagihan, Jadi orang tidak akan merokok kalau dia tidak “membutuhkan” rokok.
3. Fakta: Ada orang yang ketagihan rokokTeori: Nikotin menyebabkan ketagihan. Ada orang yang membutuhkan nikotin.
4. Fakta: Banyak orang gagal berhenti merokok walaupun ia tetap memperoleh nikotin melalui hal lain (misalnya permen yang mengandung nikotin) Teori: Yang menyebabkan ketagihan bukan nikotin, yang dinikmati bukan nikotin tetapi kegiatan merokok. Dengan kata lain, Merokok adalah Kebutuhan Psikologis.
5. Fakta: Banyak perokok yang biasanya bisa menghabiskan 4 atau 5 batang dalam waktu 1 atau dua jam, bisa tidak ingat untuk merokok ketika sedang terlibat kegiatan yang menyenangkan atau melakukan kegiatan yang melibatkan seluruh perhatian. (misal sedang menyelam, sedang berolah raga, sedang bercumbu) Teori: Orang merokok, dipacu oleh situasi. Orang bukan ketagihan pada nikotin tetapi ketagihan pada kegiatan merokok.
6. Fakta: Tidak ada orang yang merokok pada saat sedang tidur. Jika orang kecapaian sehingga tidur jauh lebih lama dari biasanya maka selama itu pula ia tidak merokok. Selama itu pula tubuhnya tidak mendapatkan suplai nikotin, tapa membuatnya jadi gelisah. Padahal kalau dalam keadaan bangun mungkin tiap jam ia ingin merokokTeori: Yang menyebabkan keinginan merokok bukan keadaan kekurangan nikotin, tetapi pikiran.
7. Fakta: Ada orang yang susah berhenti merokok, ada orang yang bisa berhenti merokok, Teori: Orang yang berhenti merokok sudah tidak membutuhkan rokok, atau sudah mendapatkan hal lain sebagai pengganti rokok.
8. Fakta: Tiap perokok aktif adalah sekaligus perokok pasif (karena ia juga menghirup kembali udara disekitar yang penuh asap rokok).Teori: Tidak masuk akal bahwa perokok pasif lebih riskan terhadap bahaya merokok. Seandainya perokok pasif yang lebih riskan, lebih sekalian jadi perokok aktif.
9. Fakta: Ada banyak perokok yang lebih sehat dari orang yang tidak merokok.Teori: Tidak ada gunanya menakut-nakuti perokok bahwa kesehatannya akan terganggu. Perokok percaya bahwa merokok tidak otomatis mengganggu kesehatan. Harus dicari cara lain untuk membujuk perokok menghentikan kebiasaannya.
10. Fakta: Banyak kebiasaan yang bisa berubah tanpa disengaja, dan banyak kebiasaan yang gagal diubah melalui usaha yang sengaja.Teori: Tidak ada resep untuk menghentikan kebiasaan. Kebiasaan berhenti kalau diganti kebiasaan baru. Kebiasaan baru bisa muncul dengan sendirinya (secara tiba-tiba).
11. Fakta: Kebiasaan bisa diubah melalui kontrol kesadaran. Wanita yang menikah biasanya mengubah tanda tangannya. Awal prosesnya harus melalui kesadaran. Murid pelajaran bahasa Inggris bisa mengubah caranya mengucapkan kata-kata tertentu, tetapi awalnya harus ia lakukan dengan penuh kesadaran. Orang bisa mengubah kebiasan menyetir mobil waktu ganti mobil baru yang tombol-tombolnya berada ditempat berbeda.Teori: Perubahan kebiasaan memerlukan tekad dan harus terus menerus disadari
12. Fakta: Kecenderung untuk menampilkan sebuah tingkah laku, menjadi makin kuat jika tingkah laku sering ditampilkan, lebih-lebih jika penampilan tingkah laku itu menghasilkan akibat positif.Teori: Makin lama seseorang berhenti merokok, makin besar kemungkinan ia menghentikan kebiasaannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar