Senin, 20 Oktober 2008

Dengan Meminta Kita Memberi

Jawablah dengan pertanyaan. Berilah dengan permintaan.

Banyak orang yang berpikir bahwa menolong itu sama dengan memberi pertolongan. Logikanya memang begitu, tetapi kenyataan kadang-kadang bisa berbeda. Begitu berbedanya, sehingga Anda mungkin berkata, “Masak mungkin menolong orang dengan meminta pertolongannya?”
Bisa saja. Kenapa tidak? Coba renungkan kejadian berikut. Orangtua teman Anda sudah tua. Anak-anaknya semua sudah berkeluarga dan meninggalkan rumah. Ayahnya sudah pensiun. Ibu sudah tidak perlu masak untuk anak-anaknya. Mereka kesepian. Mereka merasa kehilangan arti, “Untuk apa kami hidup sekarang?” ...Tiba-tiba teman Anda datang dari luar kota. Ia dan istrinya membawa anak mereka yang masih bayi dan ingin menitipkan pada orangtua karena mereka sendiri ingin berlibur ke Bangladesh selama seminggu. Ayah ibu teman Anda menjadi repot, tetapi dalam kerepotannya mereka menemukan hidup. Mereka merasa bahwa mereka kembali punya arti untuk anaknya. Mereka tertolong karena dimintai pertolongan.
Kasus lain adalah cerita tentang Frieda. Ia orang yang aktif, lincah, dan gesit. Karena itu teman-temannya menjuluki dia “Si Seksi Repot” (dan menurut beberapa teman lelaki, ia memang seksi). Sangat sering ia merasa sedih kalau tidak kebagian pekerjaan. Dan orang seperti dia jumlahnya cukup banyak. Mereka mendapat hiburan kalau diberi pekerjaan. Mereka jadi repot tetapi kerepotan itu membawa kebahagiaan. Sedang untuk kita, kebahagiaan itu justru datang karena berkurangnya kesibukan kita. Suatu kombinasi yang sangat ideal. Bahkan tidak jarang kita bisa merepotkan orang untuk soal-soal yang sama sekali tidak ada artinya bagi kita. Jangan lupa betapa bahagianya hati Anda ketika pertama kalinya Si Dia meminta pertolongan. Padahal sesungguhnya, permintaannya cuma merupakan alat untuk memberikan perhatian kepada Anda. Contohlah Si Dia. Berilah sesuatu lewat permintaan, dan jawablah dengan pertanyaan, "Kamu sayang enggak sama saya?" Bukankah pertanyaan ini juga punya arti, "Aku sayang padamu?"

Tidak ada komentar:

Arsip Blog