Senin, 20 Oktober 2008

Jangan Terlambat

Berilah pertolongan pada waktunya
Alin datang ke pesta ulang tahun keponakannya. Sesampainya di sana, ia disambut oleh pertanyaan Si Kecil, "Tante Alin kok tidak bawa kado?" Alin jadi tersipu-sipu dan ibu si kecil langsung menegur anaknya, "Cilik, kamu jangan malu-maluin Mami ya. Masa minta-minta kado !"
Seminggu kemudian, Alin datang lagi ke rumah keponakannya. Kali ini dia datang membawakan mainan untuk Cilik, keponakannya itu, "Ini hadiah untuk Cilik, waktu dulu Tante baru pulang sekolah jadi tidak sempat beli kado."
Ibu Si Cilik mengomentari, "Aih, Alin, kok jadi repot?!"
Komentar Sang Ibu ini, sesungguhnya mencerminkan pendapatnya tentang hadiah Alin. Si Ibu menganggap bahwa Alin jadi repot karena di waktu yang lalu ditagih kado oleh anaknya. Dengan kata lain, ada pemikiran pada ibu ini bahwa hadiah yang diberikan oleh Alin, tidak disampaikan secara tulus ikhlas, melainkan karena di tagih oleh anaknya. Kalau memang mau kasih kado, kenapa harus diminta dulu?
Pertanyaan seperti ini juga sering mengganggu orang-orang yang mendapat pertolongan secara agak terlambat, "Kalau dia memang mau menolong saya, tentunya tidak perlu diminta pun dia sudah akan menolong."
Banyak orang tidak menyadari bahwa seringkali orang lain tidak tahu bahwa dia sedang membutuhkan pertolongan, sementara dia sendiri enggan untuk merepotkan orang lain yang dikiranya tidak seratus persen rela menolong. Kalau saja kita mampu untuk melihat kebutuhannya itu, dan memberikan pertolongan pada saat yang tepat, alangkah bahagianya dia.
Cobalah untuk melihat apa yang tersirat di balik tiap kata dan gerakan orang lain, Anda mungkin dapat mengetahui apa yang sedang dia butuhkan. Contohnya, kalau di dalam satu pesta ada teman yang bertanya, "Kamu pulangnya lewat mana?" mungkin sekali dia tengah mencari tebengan untuk pulang (atau bisa jadi juga dia sedang menjajagi apakah dia bisa mendapat kehormatan untuk mengantar Anda pulang).
Yang ini contoh lain lagi. Anda sedang duduk-duduk di depan rumah dan melihat seseorang melongok-longokkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Barangkali saja dia itu mau mencari nomor rumah tertentu. Atau barangkali satu waktu Anda melihat orang menggerak-gerakkan tangannya ke tiap saku baju bahkan ke tas kecilnya. Kalau pada waktu itu Anda sedang asyik merokok, besar kemungkinan orang yang di depan Anda itu pun ingin merokok tetapi tidak punya. Jadi tawarkanlah sebatang kepadanya, kalau memang Anda masih punya.

Tidak ada komentar:

Arsip Blog