Senin, 20 Oktober 2008

Menolong lewat Egoisme

Bantulah orang lain menolong diri sendiri
Menolong orang memang tidak sama dengan memberikan hadiah. Kalau Anda mau menolong orang, usahakanlah agar dia tidak menerima pertolongan itu sebagai hadiah. Artinya, jangan sampai orang itu tidak punya andil apa-apa dalam menyelesaikan pekerjaannya. Orang yang akan kita tolong harus lebih dahulu mencoba menolong dirinya sendiri. Kalau dia gagal, barulah kita turun tangan membantunya. Jangan sampai dia cuma duduk-duduk goyang kaki melihat orang lain menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya dia kerjakan. Dia toh bukan seorang majikan atau bos yang menggaji pembantu.
Menolong seseorang berarti juga mengajarkan cara-cara untuk menolong dirinya sendiri. Artinya, kalau kita sudah satu kali menolong orang (yang sama) untuk mengatasi suatu kesulitan, seharusnya dia tidak usah kembali bila menghadapi kesulitan yang sama. Dia harus belajar mengatasi persoalan, sehingga pada akhirnya benar-benar dapat berdiri sendiri, tidak perlu bergantung kepada orang lain untuk selama-lamanya. Misalnya saja Anda diminta tolong oleh teman untuk membantu mengerjakan soal-soal matematika. Anda bertanya, "Nomor berapa yang kamu tidak bisa?" dan dia menjawab, "Nomor satu, nomor dua, nomor tiga dan seterusnya." Apakah yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan mengerjakan semua pekerjaan itu untuk dia? Kalau Anda mengerjakan semua soal-soal itu, Anda bukan menolongnya, melainkan menjerumuskannya menjadi pemalas. Yang boleh Anda lakukan adalah menerangkan prinsip-prinsipnya. Perhitungan-perhitungan lainnya (misalnya 234 + 415) harus dia kerjakan sendiri, dan dia pun harus mengerti jenis soal yang dihadapinya, agar lain kali bila menghadapi persoalan yang sama, dia tidak perlu datang kepada Anda lagi.
Aturan menolong yang nomor dua ini, juga melarang untuk memberikan contekan kepada teman-teman yang malas. Barangkali Anda akan dicap sombong, pelit, dan sebagainya. Tetapi ingatlah, dengan menghadiahkan contekan kepada orang yang sebetulnya tidak mampu, Anda dapat diibaratkan sebagai orang yang menolong Si Pincang ke tempat yang berbahaya. Sekali lagi, menolong bukan memberi hadiah. Jangan biarkan orang bergantung kepada Anda, nanti Anda sendiri ikut jatuh. Jangan biarkan orang lain jadi pemalas, karena dia hanya akan merongrong hidup Anda di kemudian hari. Sebaliknya, tolonglah orang lain menolong diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Arsip Blog