Senin, 20 Oktober 2008

EMANSIPASI vs PEMBAGIAN PERAN
Oleh: R. Matindas


1. Kartini―semata mata karena hidup dimasa lalu, berjuang atas nama keperempuanan. Kalau dia hidup sekarang, pemberontakannya tidak lagi mengenai nasib perempuan , tetapi mengenai ketidakadilan yang lain. Kartini―sesungguhnya―hanya berjuang melawan ketidakadilan, yang pada waktu itu terutama menimpa nasib perempuan .

2. Perjuangan mengenai nasib kaum perempuan sesungguhnya bukan ditentang hanya oleh kaum laki-laki. Perjuangan ini sebetulnya juga ditentang oleh kaum perempuan. Yang mencibirkan bibir kepada para perempuan yang "menyimpang" adalah juga kaum perempuan. Perempuan yang kolot, yang konvensional.

3. Perjuangan untuk menyamakan perempuan dengan laki-laki, boleh dianalogikan dengan perjuangan kaum homoseksual untuk mendapatkan pengakuan. Ini bukan perjuangan melawan ideologi laki-laki, bukan perjuangan melawan kepentingan laki-laki. Ini perjuangan mengubah pandangan masyarakat terhadap suatu tradisi, suatu yang telah mapan. Dan perjuangan ini membutuhkan waktu. Sama dengan perjuangan untuk pengesahan aborsi, sama dengan perjuangan hak untuk mati.

4. Pandangan laki-laki terhadap perempuan, tidak identik dengan pandangan laki-laki tentang istri. Istri laki-laki memang perempuan . Tapi perempuan yang istimewa, yang lain dari yang lain. Kaum laki-laki bisa saja rela melihat perempuan pakai bikini, tetapi mungkin keberatan kalau istrinya pakai bikini. Kaum laki-laki bisa saja rela perempuan bekerja, kalau perempuan itu bukan istrinya. Sama saja dengan perempuan yang tidak apa-apa kalau ada laki-laki merokok, tapi keberatan kalau suaminya melakukan hal yang sama.

5. Masalah perempuan dengan peran ganda tidak dapat dilepaskan dari masalah pembagian peran dalam keluarga. Dalam suatu kerja sama harus ada pembagian peran. Tidak bisa semua anggota regu kerja melakukan tugas yang sama dan akhirnya menelantarkan salah satu tugas lainnya.

6. Di penggergajian kayu, ada yang duduk di tingkat atas, tugasnya menarik gergaji ke atas. Ada yang duduk di bawah, tugasnya menarik ke bawah. Kalau dua-dua maunya di bawah, atau dua-duanya mau di atas, tidak jalan pekerjaan itu. Kalau ada dua orang yang mau mengangkat meja, maka salah satu harus di ujung kiri dan lainnya di ujung kanan. Kalau dua-duanya berdiri di ujung kiri, mejanya akan menjadi miring.

7. Dalam kerja sama membina keluarga, ada pembagian tugas yang harus diperhatikan. Ada tugas pengasuhan anak, ada tugas memasok kebutuhan. Harus ada pembagian tugas. Kalau dua-duanya mau jadi pemasok, ya terlantarlah anak itu. Kalau perempuan mau kerja, jangan punya anak, atau biarlah suami yang urus anak.

Tidak ada komentar:

Arsip Blog