Yang minta ikan asin jangan dikasi keju
Seorang teman, mobilnya mogok. Dia mengharapkan Anda sudi mendorong mobilnya. Anda kebetulan tahu sedikit-sedikit tentang mesin mobil dan langsung saja membuka kap mobil tersebut. Dalam waktu lima belas menit Anda berhasil memperbaiki sistem starter, sehingga untuk seterusnya mobil tersebut tidak perlu didorong-dorong lagi. Anda puas karena dapat memberi lebih banyak dari apa yang diharapkan kawan itu. Tetapi tanpa Anda ketahui Sang Kawan justru merasa tidak puas. Kenapa? Karena dia tidak memerlukan bantuan Anda yang besar itu. Yang dia butuhkan hanyalah agar Anda segera mendorong mobilnya supaya mesinnya bisa hidup. Sebaliknya, karena Anda memerlukan waktu limabelas menit untuk memperbaiki sistem starter itu, dia sampai terlambat ke rumah pacarnya. Sang Pacar, yang memang kurang setia, keburu digaet oleh orang lain.
Dalam contoh lain, seorang teman meminta bantuan Anda untuk memperkenalkan dia dengan seorang cowok yang dia minati. Anda melangkah lebih jauh dan langsung mempromosikan dia pada cowok itu. Akibatnya, Si Cowok jadi menganggap temanmu sebagai cewek murahan. Anda bukan saja tidak berhasil menolong, malah sebaliknya mencelakakan teman Anda.
Kedua contoh di atas hanya menegaskan bahwa pertolongan harus disesuaikan dengan kebutuhan. Ada kalanya bantuan itu cukup berupa saran atau pertimbangan, dan ada kalanya dalam bentuk tindakan. Misalnya saja mengangkatkan koper yang berat. Lain kali pertolongan itu mungkin tidak lebih dari sekedar informati sebagai pengarahan... atau peringatan. Yang penting, sesuaikan pertolongan itu dengan kebutuhan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar